Sebuah Anugrah dan Titipan

Bismillahirrahmanirrahim.... 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....

Memiliki anak adalah dambaan semua orang tua, anak-anak yang shaleh yang berbakti kepada kedua orang tua serta beriman dan bertakwa kepada Alla Azza Wajalla. Anak adalah anugrah yang sangat indah yang diberikan oleh Allah Taala kepada hamba-Nya dan bisa juga menjadi ujian yang sangat berat bagi-hamba hamba-Nya. Banyak orang-orang yang menikah dan mampu menjadi seorang suami/istri tapi tidak siap menjadi seorang ayah/ibu. Mendidik dan merawat anak bukanlah hal yang terbilang mudah, tapi butuh keuletan dan kesabaran yang ekstra tinggi. Mulai menjaga si cabang bayi di dalam rahim si bunda, sampai si anak terlahir ke dunia hingga dewasa kelak. Tidak hanya keuletan dan kesabaran yang dibutuhkan, tapi juga materi dari biaya sandang, pangan dan pendidikian si anak juga menjadi beban orang tua. Tapi buat kamu yang belum menikah, jangan takut untuk menikah dan punya anak. Karena setiap orang memiliki rizkinya masing-masing. Orang tua hanyalah jalan mendapatkan rizki bagi si anak, karena Allah Azza Wajalla adalah Arrozzaq (Maha Pemberi Rizki).

(ilustrasi: http://rayapos.com)

Allah Taala berfirnmn:

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
 
“…… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (Hud, ayat 6).

Allah Taala telah menjamin rizki untuk setiap makhlu-Nya dan janganlah kita takut kehabisan rizki Allah Taala karena sesungguhnya Allah Taala adalah Maha Pemberi Rizki.

Anak adalah momen-momen yang dinanti-nanti pasangan pengantin baru, kehadirannya sangat ditunggu-tunggu. Tapi tak sedikit orang yang menyia-nyiekan anaknya yang telah lama dinantinya ketika lahir ke dunia. Setelah lahir dan tumbuh kembangnya si anak, maka kitalah sebagai orang tua yang memegang peran penting dalam menjaga dan mendidiknya. Jadi apa si anak kelak adalah hasil didikan kita walau akhirnya si anak menjadi anak yang bandel sekali pun juga hasil didikan kita yang tidak tepat. jangan salahkan anak kita kalau dia berbuat salah, cobalah koreksi diri kita terlebih dahulu kenapa anak kita bisa sampai bandel dan tidak mau menuruti perkataan kita. Apakah sudah benar cara kita dalam mendidik anak? Akan tetap kalau si anak sudah tumbuh menjadi lelaki yang dewasa dan berperilaku buruk sedangkan kita telah sering mengingatkannya, maka kita berlepas diri dari apa yang dia perbuat. Tapi kita juga jangan berlepas diri begitu saja melihat anak kita di dalam kesalahannya.

Allah Taala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(at-Tahrîm, ayat 6)

Dari ayat di atas, kita diperintahkan untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari azab api neraka. Pernah kah kita melihat permbakaran batu bata atau orang yang sedang bakar sampah atau bahkan kebakaran suatu rumah? Kalau kita pernah melihatnya, apa yang kita rasakan?Api yang menyala-nyala dengan panas yang luar biasa. Kalaulah kita melihat anak kita yang sedang berada di dalam api yang menyala-nyala tersebut, apakah kita akan tinggal diam? Pastinya kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan anak kita dari dalam kobaran api tersebut. Bagaimana dengan api neraka yang apinya berlipat-lipat ganda panasnya dari api yang ada di dunia? Tidakkah kita ingin menyelamatkan mereka dari sana?

(ilustrasi: http://pregnancybirthandparenting.com)

Anak adalah anugrah yang besar yang diberikan Allah Taala pada hambanya, dan itu juga sebuah titipan Allah Taala yang harus kita jaga. Kita tidak boleh berlaku semena-mena terhadap anak kita meski kita adalah orang tuan dari mereka. Terkadang kita mendapati bahwasannya anak kita telah melakukan kesalahan, tapi selayaknya sebagai orang tua yang bijak kita harus melihat lebih dalam lagi ke permasalahan ini. Kenapa si anak melakukan kesalahan? Apa sebabnya? Apakah karena kurangnya waktu kita bersama keluarga hingga dampak buruk lingkungan merusak psikologis anak dan akhlaknya, ataukah si anak melakukan kesalahan itu karena hanya ingin diperhatikan oleh kita selaku orang tuanya.

(ilustrasi: http://healthylivingmadesimple.com)

Setiap jenjang tumbuh kembang anak memiliki masalah yang berbeda-beda untuk ditangani, memilih trik yang tepat akan sanagat membantu untuk menyelesaikan permasalahan. Kalau kita ingin mengerti bagaimana psikologis anak, cobalah kita berpikir bagai mana cara berpikir mereka. Dari situ kita akan melihat titik permasalahan si anak dan kita selaku orang tua akan lebih mengerti bagaimana cara untuk menyelesaikan sebuah permasalahan anak yang timbul. Kalau kita bisa berpikir sebagaimana anak berpikir, di situ kita akan mengerti apa saja masalah yang dihadapi anak kita. Anak-anak juga memiliki permasalahannya masing-masing, bukan hanya orang dewasa yang memiliki permasalahan hidup. Tindakan yang tidak tepat yang kita ambil untuk menghukumi setiap kesalahan anak akan berdampak negatif bagi tumbuh kembang anak kedepan.

(ilustrasi: http://yasmin.or.id)

Banyak terjadi kasus anak yang menjadi pendiam dan tertutup, bahkan ada anak yang berani mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup menyelesaikan permasalahan hidupnya. Jangan sampai anak kita menjadi korban ketidakpahaman kita terhadap panduan parenting (panduan menjadi orang tua yang baik). Sadarlah kita sebagai orang tua dalam menjaga titipan Allah Taala ini sebelum Allah Taala mengambilnya kembali dari kita karena kita tidak becus dalam merawat dan mendidiknya. Jadilah orang tua yang bijak untuk anak-anak kita dan jadilah sahabat mereka. Mereka adalah tabungan akhirat kita, harapan kita untuk mendoakan kita ketika nyawa sudah lepas dari tubuh kita ini. Siapa lagi yang kita harap doanya kecuali doa anak-anak kita yang shaleh. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....


Komentar